Tuesday, September 12, 2017

SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Sistem Informasi Kesehatan


            Menurut Kusumadewi, dkk (2009) yang mengutip pendapat Van de Velde (2003) dan Degoulet, Sistem Informasi Kesehatan dapat dibedakan dalam berbagai perspektif yaitu perspektif fungsional dan perspektif arsitektur teknologi. Dimana dua perspektif ini bersifat generic dan tidak hanya berlaku untuk Sistem Informasi Kesehatan saja, tetapi juga untuk sistem informasi lainnya.


            Menurut Kusumadewi, dkk (2009), secara fungsional Sistem Informasi Kesehatan dapat dikelompokkan menjadi tiga macam Sistem Informasi, yaitu :

1.       Sistem Informasi Rumah Sakit, sistem ini merupakan sistem yang mampu melakukan integritas dan komunikasi aliran informasi baik di dalam maupun di luar rumah sakit. Sistem informasi ini meliputi : sistem rekam medis elektronik, sistem informasi laboratorium, dan lain sebagainya yang terdapat pada fungsi dukung operasional dan medis di ruang lingkup rumah sakit.
Berikut akan disajikan gambar tipikal alur layanan media di rumah sakit.
      Di Amerika, pada tahun 1980an, Sistem Informasi Rumah Sakit berkembang pada tahap yang lebih lanjut dengan fokus pada produktivitasnya. Sistem informasi pendukung keuangan yang sebelumnya didasarkan pada fee-per-service digantikan dengan biaya-biaya penggunaan sumber daya, seperti obat-obatan. Pada sisi medis, sistem informasi yang sebelumnya cenderung mengotomatisasi proses yang sudah ada, menjadi sistem informasi yang mendukung dokter, perawat, dan lembaga penyedia jasa kesehatan lainnya dalam memberikan layanan kepada pasien. Tujuan Sistem Informasi Rumah Sakit yang dikembangkan adalah untuk meningkatkan layanan kepada pasien dan kualitas pengambilan keputusan.

2.     Sistem Informasi Kesehatan Publik
Sistem Informasi Kesehatan Publik muncul karena tuntutan akan integrasi informasi yang tersebar. Sistem Informasi Kesehatan Publik juga disebut sebagai community health information systems (Tan et al., 2005)3, atau public health informatics (Yasnoff et al., 2001).4 Sistem informasi kesehatan publik menurut Yasnoff, Overhage, Humphreys, dan La Venture, didefenisikan sebagai the systematic application of information and computer sciences to public health practice, research, and learning”. Perkembangan bidang ini dan diseminasi pengetahuan dan keahlian informatika kepada profesional kesehatan publik adalah kunci pembuka potensi sistem informasi untuk meningkatkan kualitas kesehatan publik.
      Jika Sistem Informasi Rumah Sakit terbatas pada fungsi dukung operasional dan medis dilingkup rumah sakit, Sistem Informasi Kesehatan Publik mempunyai cakupan yang lebih luas. Kantor-kantor pemerintah yang mengurusi kesehatan dan lembaga layanan kesehatan non rumah sakit.

3.     Sistem Informasi Klini
Pada sistem ini tidak hanya membantu dokter dalam menangani masalah administratif pasien, tetapi lebih dari itu, untuk meningkatkan kualitas layanan kepada pasien. Sistem Informasi Kesehatan Klinis dapat didukung dengan sistem pendukung keputusan, yang diantaranya membantu dalam diagnosa penyakit dan menentukan tindakan medis.


            Sementara Menurut Kusumadewi, dkk (2009), dalam perspektif arsitektur teknologi pada era teknologi informasi yang semakin lebih dekat ke arah mobilitas pengguna, ada tiga pengembangan terpenting dalam Sistem Informasi Kesehatan yaitu:


1.       Sistem Informasi Berbasis Komponen Objek, teknologi bebasis pada komponen objek mengubah paradigma teknologi berbasis pada perpindahan data (data-driven technology) menjadi arsitektur berbasis pada pengetahuan (knowledge-driven technology) yang menekankan pada proses penyelesaian masalah.

2.       Sistem Terdistribusi, dalam era keterbukaan dan era keterhubungan, maka diperlukan mekanisme yang dapat menghubungkan antar satu sistem dengan sistem yang lain.
Proses keterhubungan ini menjadi kompleks ketika tiap sistem dibangun dengan platform dan sistem yang berbeda. Sebagai contoh, sebuah rumah sakit dapat melayani proses pemesanan (booking) kamar pasien secara online dan melayani pembayaran tagihan rumah sakit melalui Internet Banking. Maka setiap sistem yang terkait, yakni Sistem Informasi Rumah Sakit, Sistem Perbankan yang melayani pembayaran, dan User Interface pembayaran, harus terhubung dengan mekanisme yang memungkinkan mereka bertukar data yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses tersebut.
Mekanisme distribusi yang dimungkinkan adalah dengan menggunakan Web, CORBA, DCOM, dan Web Services. Dengan menggunakan Sistem Informasi Terdistribusi, data akan dikirimkan ke antar sistem yang berbeda, dan dikirimkan melalui jaringan komputer. Dalam lingkungan terdistribusi, aplikasi yang berjalan merupakan kumpulan interaksi dari berbagai macam komponen, yaitu objek data, objek aplikasi, dan user interface.

3.      Service Oriented Architecture
Dalam konsep Sistem Informasi Service Oriented Architecture, semua komponen software (atau unit-unit fungsional yang terbuka bagi entitas lain untuk menjalankannya atau mengkonsumsinya melalui jaringan) dimodelkan sebagai sebuah services. Contohnya adalah pada proses pemesanan (booking) kamar pasien sebagaimana telah dijelaskan pada poin sebelumnya di atas, menunjukkan bahwa pada setiap sistem yang terhubung terdapat komponen software (atau unit fungsi) yang bersifat terbuka, yang dapat dieksekusi (dikonsumsi) oleh sistem yang lain.


       Service Oriented Architecture memfokuskan pada service antarmuka, dimana konsep yang sebenarnya mirip dengan arsitektur software tradisional yang berbasis komponen, akan tetapi terdapat perbedaan mendasar, yakni fokusnya yang bergeser kepada pembangunan service yang diapnggil melalui jaringan. Desainer Sistem Informasi Service Oriented Architecture tidak membangun sebuah program yang terdiri dari komponen software, akan tetapi mereka akan membangun service yang memiliki interface dan memungkinkan untuk dipergunakan dalam konteks bisnis yang bermacam-macam.
       Kunci utama dari sebuah Sistem Informasi Service Oriented Architecture adalah deskripsi service. Service ini akan dipublikasikan oleh service provider ke service registry. Service description akan memberikan sebuah hasil dari operasi pencarian yang dilakukan oleh service requestor. Adapun informasi yang diberikan akan dipergunakan untuk memanggil web service yang diberikan oleh penyedia service. Dengan konsep Sistem Informasi ini, Sistem Informasi Kesehatan dapat dikembangkan tanpa perlu mempertimbangkan kesamaan teknologi yang membangun antar entitas (sistem). Yang perlu mendaptkan perhatian adalah bagaimana service dapat dipergunakan untuk menjembatani tiap proses yang berkepentingan dalam interaksi antar entitas. Tidak setiap proses atau fungsi bersifat terbuka antara entitas satu dengan entitas yang lain. Akan tetapi keterbukaan yang diwujudkan dalam bentuk service hanya akan terjadi pada unit atau fungsi yang membutuhkan proses komunikasi

4.      Arsitektur Berbasis Web Services
      Seiring dengan meningkatnya penggunaan internet, komponen-komponen yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi dapat tersedia secara terpisah-pisah. Keberadaan jaringan (atau dalam hal ini adalah internet), memungkinkan setiap komponen tersedia dengan mudah selama mereka terhubung ke dalam jaringan. Salah satu mekanisme yang kini banyak dipergunakan untuk menjalankan fungsi dan aplikasi terdistribusi adalah Web Services. Web Services merupakan konsep bagian dari business logic yang dapat diakses oleh jaringan, terletak di sembarang tempat di internet, dan dapat diakses melalui teknologi standar dan internet (HTTP dan XML). Web Services berfungsi sebagai alat perantara untuk mengirimkan dan menerima pesan. Pesan yang dikirimkan dapat berupa permintaan untuk mengeksekusi sebuah prosedur atau fungsi yang terletak di tempat lain (remote) atau data yang dikirimkan dalam format XML.
Web Services berbeda dengan layanan web yang harus dikirimkan dan diterima dengan aplikasi browser. Web Services dapat dipergunakan dalam berbagai macam aplikasi, baik berbasis pada web (menggunakan browser) ataupun berbasis pada aplikasi desktop, ataupun berbasis pada platform yang lain selama semua aplikasi tersebut terhubung ke dalam jaringan, baik Inter maupun Intranet. Layanan Web Services tersedia dengan API (Application Programming Interface) sebagaimana telah disebutkan sebelumnya.
   
5.      Mobile Communications
      Dewasa ini, teknologi mobile seperti handphone, PDA (Personal Digital Assistant), dan berbagai macam teknologi wireless lainnya memungkinkan proses komputasi dan pemanfaatan Sistem Informasi Kesehatan diperguanakan oleh pengguna yang secara fisik tidak terhubung secara langsung dengan sistem. Sistem ini memungkinkan akses terhadap Sistem Informasi Kesehatan secara remote maupun secara lokal, baik dari sisi administrator, maupun pengguna umum (regular user). Sistem Informasi Kesehatan dapat diintegrasikan dengan teknologi mobile yang populer, seperti SMS, MMS, ataupun dapat berupa aplikasi yang diinstal di perangkat seperti handphone, ataupun PDA dengan teknologi seperti Java Mobile, Symbian atau Pocket PC Application. Aplikasi mobile tersebut dapat diintegrasikan dengan konsep sistem terdistribusi sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya.



Referensi


Yakub, 2012; Ladjamudin, 2005
Sabarguna, B.S. (2007) Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Yogyakarta:Konsorsium Rumah sakit Islam Jateng-DIY
 McLeod. Raymond. (1995). Sistem Informasi Manajemen. New Jersey: Prntice-Hall, Inc.
 Lippeveld, T., Sauerborn, R., & Bodart, C. (2000) Design and Implementation of Health Information System. WHO, Geneva, Switzerland.
Siregar, Kemal N. 1992, Sistem dan Pendekatan Sistem. Jurusan Kependudukan dan Biostatistika FKM UI, Depok.


No comments:

Post a Comment