A.
Kelemahan sistem informasi kesehatan :
1. Dibutuhkan
sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dibidang teknologi informasi dan
komunikasi
2. Persebaran
sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dibidang teknologi informasi dan
komunikasi tidak merata
3.
biaya pengadaan alat untuk pertama kali cukup mahal
4. Bergantung pada sumber listrik, Karena menggunakan komputer, semua hal
yang berhubungan dengan teknologi informasi untuk kesehatan bergantung pada
sumber listrik. Apabila listrik padam, maka segala pekerjaan yang berkaitan
dengan penyimpanan dan pengolahan data akan sulit untuk dilakukan menggunakan
komputer. Hal ini tentu akan mengganggu pelayanan yang akan diberikan kepada
para pasien di rumah sakit.
5. Bergantung pada aplikasi, Selain bergantung pada sumber listrik,
penggunaan teknologi informasi untuk kesehatan juga bergantung pada aplikasi
yang digunakan. Jika aplikasi yang digunakan sering bermasalah, maka pelayanan
kepada pasien juga akan buruk. Untuk itu, gunakan aplikasi yang tepat agar
pelayanan kepada pasien dapat dilakukan secara maksimal.
6. Perlu pelatihan khusus, Tidak semua orang dapat bekerja dengan
komputer secara akrab, hal ini memberikan kesulitan tersendiri. Untuk dapat
menggunakan sistem komputerisasi tersebut maka petugas rumah sakit harus melakukan
pelatihan khusus. Terutama untuk menyesuaikan diri dalam menggunakan aplikasi
yang akan digunakan dalam pengolahan data pasien tersebut.
7.
Sumber daya manusia (SDM) yang tidak
merata di setiep daerah
8.
Keterbatasan jaringan informasi
(internet) di daerah-daerah terpencil
9.
Biaya pengadaan alat untuk pertama kali
cukup mahal
10. pengadaan
anggaran yang lumayan besar seperti pengadaan hardware dan software serta
pelatihan Sumber Daya Manusianya.
11. Diperlukan adaptasi dari sistem yang lama
ke sistem yang baru
12. karena
ini suatu sistem maka jika terjadi kesalahan di suatu sub sistem yang lain maka
akan menghambat fungsi seluruh sistem.
13. Keterbatasan jaringan informasi (internet)
didaerah-daerah terpencil
B.
Tantangan
Sistem Informasi Kesehatan
1. Tantangan
otonomi daerah
Ini sebagai implementasi dari UU No. 2
tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dan UU No. 25 tahun 1999 tentang
perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah. Sehingga daerah punya
otoritas dalam menentukan arah kebijakan sendiri termasuk di dalamnya mengenai
arah kebijakan Sistem Informasi Kesehatan untuk kabupatennya
Faktor
ancaman merupakan faktor eksternal atau lingkungan dari sistem informasi
kesehatan nasional. Faktor ini akan menghambat implementasi sistem jika tidak
disikapi dengan baik. Dengan perspektif lain sebuah ancaman dapat juga
dipandang sebagai sebuah tantangan di masa depan yang harus bisa dihadapi.
Beberapa faktor eksternal yang menjadi ancaman atau tantangan yang mungkin
muncul dalam pengembangan sistem informasi kesehatan antara lain:
a. Otonomi daerah saat ini menyebabkan
masing-masing daerah sibuk mengerjakan urusannya sendiri, termasuk dalam
menyusun prioritas untuk pengembangan dan pengelolaan sistem informasi
kesehatannya. Hal ini tentu saja akan berdampak pada kelancaran integrasi
sistem informasi kesehatan yang diharapkan salah satunya dibangun dengan
penguatan SIKDA. Kondisi tersebut akan menyulitkan Pemerintah (dhi. Kementerian
Kesehatan) dalam memfasilitasi pengembangan sistem informasi kesehatan di
daerah, implementasi standarisasi dan pembenahan tata kelola. Pembandingan
dengan daerah lain (benchmarking) pun akan mengalami kesulitan karena tidak
adanya standar.
b. Pendanaan untuk sistem informasi
kesehatan di daerah masih terbatas. Aspek pendanaan dapat dinilai sebagai
faktor kekuatan, namun terdapat beberapa hal yang dapat pula dikategorikan
sebagai faktor kelemahan. Alokasi dana untuk operasional, pemeliharaan, dan
peremajaan sistem informasi baik di pusat maupun di daerah, belum menjadi
prioritas penganggaran rutin sehingga dapat mengakibatkan operasional dan
pemeliharaan sistem tidak dapat dilakukan secara baik untuk menjaga
kesinambungan sistem informasi. Kemampuan pendanaan daerah yang bervariasi
dalam memperkuat sistem informasi kesehatan di daerah berdampak pula pada
keberhasilan penguatan sistem informasi kesehatan secara keseluruhan
c. Kemampuan daerah dalam pengembangan
sistem informasi kesehatan dan pengelolaan data/informasi yang bervariasi.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar kabupaten/kota dan provinsi
belum memiliki kemampuan yang memadai dalam mengembangkan sistem informasi
kesehatannya, sehingga perlu dilakukan fasilitasi. Untuk sebagian daerah yang
telah memiliki kemampuanpun tampaknya pengembangan yang dilakukan masih kurang
mendasar dan komprehensif serta belum mengatasi masalah-masalah mendasar dalam
sistem informasi kesehatan. Setiap upaya pengembangan cenderung menciptakan
sistem informasi kesehatan sendiri dan kurang memperhatikan keberlangsungan
sistem dan konsep integrasi sistem untuk efisiensi. Kondisi geografis,
khususnya pada daerah terpencil dan perbatasan juga berdampak pada
kemampuanuntuk membangun sistem informasi kesehatan daerah serta optimalisasi
pemanfaatan infrastruktur teknologi informasi dan kemampuan sumberdaya lainnya.
Sementara itu, kemampuan untuk melakukan manajemen data mulai dari pengumpulan,
pengolahan, dan analisis data serta penyajian dan diseminasi informasi baik di
pusat dan daerah masih belum optimal. Kemampuan untuk menghasilkan indikator
dan informasi kesehatan yang valid dan reliabel juga masih perlu
ditingkatkan.
d. Mekanisme monitoring dan evaluasi masih
lemah. Kelemahan-kelemahan dan berbagai permasalahan pada penyelenggaraan
sistem informasi kesehatan tentunya dapat diidentifikasi dengan mekanisme
monitoring dan evaluasi serta audit sistem informasi kesehatan. Sayangnya,
mekanisme monitoring dan evaluasi belum ditata dan dilaksanakan dengan baik
2. Tantangan Globalisasi
Banyak ragam perangkat lunak Sistem Informasi
Kesehatan sehingga membingungkan unit operasional dalam menginputnya. Juga
membingungkan pihak pengambil kebijakan dalam menentukan model dan sistem yang
nantinya akan digunakan guna menghasilkan input, proses dan output yang
maksimal sesuai dengan kebutuhan yang ada.
a. Era globalisasi menyebabkan bebasnya
pertukaran berbagai hal antar negara seperti sumber daya manusia, IPTEK, dan
lain-lain. Di bidang kesehatan, hal ini akan dapat menimbulkan dampak negatif
apabila tidak dikelola dengan baik. Beberapa dampak negatif tersebut antara
lain adanya penyakit-penyakit serta gangguan kesehatan baru, masuknya investasi
dan teknologi kesehatan yang dapat meningkatkan tingginya biaya kesehatan,
serta masuknya tenagatenaga kesehatan asing yang menjadi kompetitor tenaga
kesehatan dalam negeri. Untuk menghadapi kemungkinan dampak negatif yang
terjadi seiring era globalisasi maka dukungan sistem informasi sangatlah
diperlukan. Sistem kewaspadaan dini untuk mengintervensi permasalahan kesehatan
sangatlah bergantung pada pasokan data dan informasi yang akurat, cepat, dan
tepat. Apabila era globalisasi datang pada saat sistem informasi kesehatan
nasional kita belum kuat, maka dikhawatirkan akan membawa dampak-dampak negatif
yang merugikan
b. Sistem informasi kesehatan masih
terfragmentasi. Sebagaimana diketahui bahwa di bidang kesehatan telah
berkembang berbagai sistem informasi sejak lama tetapi satu sama lain kurang
terintegrasi. Setiap sistem informasi tersebut cenderung untuk mengumpulkan
data sebanyak-banyaknya dan langsung dari fasilitas pelayanan kesehatan yang
paling bawah dengan menggunakan cara dan format pelaporan sendiri. Akibatnya
setiap operasional seperti Puskesmas dan Rumah Sakit yang harus mencatat data
dan melaporkannya sehingga Puskesmas dan Rumah Sakit menjadi sangat terbebani.
Dampak negatifnya adalah berupa kurang akuratnya data dan lambatnya pengiriman
laporan.
c. Ancaman
keamanan informasi. Aspek keamanan informasi merupakan aspek penting dalam penyelenggaraan
suatu sistem informasi. Dewasa ini, potensi ancaman keamanan informasi semakin
tinggi sejalan dengan konvergensi dunia dan semakin terintegrasinya semua
sumber daya teknologi informasi dan komunikasi. Potensi terjadinya cyber attact
semakin terbuka, dengan berbagai motif di antaranya bisnis, kriminal, politik,
dan sebagainya. Ancaman keamanan informasi dapat berasal dari internal maupun
eksternal organisasi dan dapat berupa orang, organisasi, mekanisme, atau
peristiwa yang memiliki potensi membahayakan. Oleh karena itu, manajemen
keamanan informasi menjadi suatu hal penting yang harus mendapat perhatian.
Manajemen keamanan informasi tidak hanya dilakukan untuk menjaga agar sumber
daya informasi tetap aman, tetapi juga untuk menjaga organisasi agar tetap
berfungsi setelah terjadinya suatu bencana keamanan informasi. Demikian
halnya dengan penyelenggaraan sistem informasi kesehatan, tentunya tidak akan
terlepas dari ancaman keamanan informasi. Hal itu sangat tergantung bagaimana
mengelola keamanan informasi sebaik-baiknya.
d. Tantangan ekonomi global dan kemampuan
keuangan pemerintah. Kondisi ekonomi global dan kemampuan keuangan pemerintah
sangat berpengaruh dalam implementasi teknologi informasi dan komunikasi,
karena perangkat teknologi informasi dan komunikasi sebagian besar berasal dari
impor. Setiap perubahan kondisi ekonomi global akan berpengaruh kepada ekonomi
dalam negeri. Kondisi ekonomi dalam negeri yang memburuk tentunya dapat
mempengaruhi kemampuan keuangan pemerintah. Oleh karena itu, perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi yang begitu cepat harus disikapi dengan
cerdas dalam memanfaatkannya untuk penyelenggaraan sistem informasi kesehatan.
Salahnya adalah bagaimana memilih teknologi tepat yang mampu beradaptasi dengan
perkembangan teknologi untuk beberapa tahun ke depan (tidak cepat usang).
Langkah lain yang penting adalah melakukan analisis biaya manfaat.
Referensi :
No comments:
Post a Comment